Coba googling ‘Young Helen Mirren’, tampangnya mirip Jennifer Lawrence. Tuanya sekarang? Tetap menakjubkan dengan british accent-nya yang seksi, wajah yang matang dengan keriput tanpa operasi (she’s gracefully ageing fun fearless lady). Dia aktris favorit saya. Selain The Queen, White Nights, dan Woman In Gold, film lainnya yang saya suka adalah RED – Retired, Extremely Dangerous. Disitu Miss Mirren menjadi pensiunan CIA, yang punya persediaan mayat beku di freezer…. 2 minggu di bulan Mei 2015 saya jalan-jalan ke US East Coast (tapi itu cerita panjang lain lagi). Di New York City, saya menyempatkan diri untuk ‘melewati tiga pulau dengan satu kayuhan dayung’.
Jadi begini, Pertama: Akhirnya saya mengalami rasanya nonton drama di Broadway. Jangan bayangkan gedung teater mewah seperti di The Esplanade Singapura. Tampilan luar gedung-gedung teater di kawasan Broadway itu masih kalah dibandingkan dengan Teater Jakarta di Taman Ismail Marzuki. Broadway theaters kebanyakan adalah gedung-gedung kuno yang sudah puluhan bahkan ratusan tahun. Mirip-mirip bioskop Metropole di Jakarta. Tua, berkarakter, kalau siang kadang terlihat kusam, tapi interiornya elegan dan akustiknya sangat bagus. Kedua: Aktris utamanya Helen Mirren pula. Sudahlah ya, gak perlu cerita banyak lagi. Ketiga: Drama yang saya tonton memang benar-benar bagus (jadi sebenarnya kalau dibintangi oleh aktris lain pun tetap akan menjadi pilihan di antara puluhan produksi yang main di Broadway), judulnya The Audience. Bercerita tentang tradisi pertemuan / audiensi mingguan antara ratu Inggris dengan perdana menteri. Audiensi ini off the record, tidak ada dokumentasi resmi. Jadi tidak pernah ada yang mengetahui isi pembicaraan pertemuan itu selain ratu dan perdana menteri itu sendiri. Nah, The Audience memilih sudut pandang ‘what if’: Bagaimana kalau dalam pertemuan itu sebenarnya mereka berdua cuma ngobrol ngalor ngidul? Bagaimana kalau ratu bosan sampai ketiduran, sementara perdana menteri – demi sopan santun – harus pura-pura tidak ngeh? Bagaimana pertemuan pertama Elizabeth - yang menjadi ratu ketika usianya baru 26 tahun – dengan perdana menteri Winston Churchill yang jauh lebih tua dan well respected? Bagaimana kalau secara pribadi, Margaret Tacher tidak suka dengan Elizabeth (secara sama-sama powerful woman)? Dan bagaimana kalau tiba-tiba telepon genggam ratu berdering dengan nada lagu hip hop (aaargh, grandchildrens!!). Apakah perdana menteri bakal salting? 1 ratu, 12 perdana menteri. 90 menit yang menakjubkan. Drama dengan sedikit nuansa komedi ini memiliki timeline 63 tahun, dan Mirren yang berusia 70 tahun berperan sebagai Elizabeth usia 26 – 89 tahun. Yang luar biasa adalah cerita tidak mengalir secara linear dari era Elizabeth muda & Winston Churchill sampai Elizabeth tua & David Cameron, tapi lompat-lompat mundur maju! Disini penonton menikmati keajaiban desain produksi yang sangat mendetil. Saya melihat Elizabeth tua dengan muka grumpy dan agak bungkuk berbalik arah, panggung meredup, dan beberapa detik kemudian berubah menjadi Elizabeth muda yang baru satu minggu bertakhta, dan 5 menit kemudian berubah lagi menjadi Elizabeth tahun 70-an, memegang senapan berburu ditemani 3 anjing corgi. Dalam 90 menit dan pertemuan dengan 12 perdana menteri berbeda, Mirren hanya 3 – 4 kali benar-benar menghilang ke belakang panggung untuk berganti baju (yang sepertinya berlapis-lapis sekaligus), sementara pemeran ajudan ratu sepertinya memiliki tugas lain untuk mengganti rambut palsu Mirren dalam hitungan detik. Sebulan setelah saya tonton, Mirren memperoleh Tony Award (Oscar-nya dunia teater) dalam The Audience sebagai aktris terbaik. Cerita The Audience sudah selesai, tapi cerita saya belum. Setelah pertunjukan usai, banyak penonton bergerombol di pinggir jalan. Mereka menunggu Mirren keluar dari gedung teater. Ya saya ikutan tentunya. Dengan kamera dari telepon genggam yang sudah on, baterainya mau habis pula… Setelah menunggu 10 menit, Mirren muncul. Saya berteriak agar dia menoleh dan menyempatkan diri untuk menandatangani playbill saya. “Helen, I’m from Indonesia!”. Tidak sempat berpikir mau bicara apa lagi. Yang penting saya memperoleh tanda tangan, foto, dan merekam dia. Tidak minta selfie, malu.
1 Comment
Mng
7/12/2015 23:21:06
Kamu keren koh! Baru tau kamu punya blog.. Besok2 pas mau pencet tombol process utk beli tiket pesawat buat liburan, boleh loh utk beli 2 tiket.. Satu untuk kamu, satu untuk saya.. Beban duit ilang di tabungannya tetep sama koq, tapi pahala nambah.. Makasih koh..
Reply
Leave a Reply. |
Archives
December 2018
Categories
All
all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
|