Itulah kalimat yang tercetak di t-shirt cenderamata yang dijual di Reykjavik, Islandia. Kalimat tersebut mengacu pada krisis finansial yang terjadi tahun 2008 (sebagai bagian dari krisis finansial global), dan erupsi gunung Eyjafjallajökull tahun 2010. Abu hasil marahnya Eyjafjallajökull mencapai lebih dari 5 kilometer di atmosfir, mengakibatkan air traffic shutdown terbesar sejak perang dunia kedua. Menurut IATA, 95.000 penerbangan di kawasan Eropa dibatalkan dalam 6 hari, dengan kerugian industri penerbangan dan industri pendukung sebesar USD 1,7 Miliar. Hidup di Islandia tidaklah mudah. Terkucil di tengah laut di antara benua Amerika dan Eropa, dengan kondisi geologis yang unik. Islandia baru ‘lahir’ 20 juta tahun lalu, bandingkan dengan dunia yang umurnya sudah 5 miliar tahun. Daratan Islandia dengan gunung berapinya bisa dianalogikan seperti kulit remaja akil balig dengan jerawat dan segala masalah kulit. Hampir tidak ada pohon di negara ini, banyaknya semak-semak dan lumut-lumutan, atau malah hanya bebatuan yang menghampar berkilo-kilo meter. Inilah sebabnya Islandia sering jadi lokasi film yang menggambarkan ‘tanah baru’ (dalam film Noah, kapal Nabi Nuh akhirnya terdampar di daratan yang lokasinya di pantai Vik) atau malah sebagai planet asing (Promotheus misalnya).
BTW, nama Islandia (Iceland) itu menjebak, jangan bayangkan lanskap yang warnanya hanya putih, atau dalam kondisi ‘musim salju’ abadi. Justru Greenland-lah yang kondisinya seperti itu. Aneh ya. Dan kondisi geologis ini pula yang membuat makanan di sana sangat mahal. Buah-buahan dan sayuran ditanam dalam rumah kaca atau cara lain yang memerlukan teknologi canggih. Belum lagi cuaca yang tidak ramah membuat orang Islandia harus pintar-pintar mengawetkan segala jenis daging yang diperoleh di musim panas, yang tetap dingin dibandingkan di negara-negara lain. Mereka memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada, termasuk lumut-lumutan yang dikeringkan menjadi teh dan bumbu dapur eksotik. Dengan segala keunikan geologis tersebut, bagi saya lanskap alam Islandia memberi atmosfir otherworldly dan senyap. Ya, penduduk Islandia saat ini sekitar 330 ribu, dan hampir 200 ribu-nya terkonsentrasi di kawasan ibukota Reykjavik. Dari pusat kota - yang sering disebut sebagai one of the hippest capital in the world - kita dapat pergi dengan kendaraan roda empat selama 10 menit dan kita sudah dapat menyendiri di tengah alam yang luar biasa. Dan pada waktu yang tepat, di lokasi-lokasi tertentu dengan polusi cahaya yang rendah, sang Aurora Borealis menari. Perburuan Aurora Borealis atau Northern Light akan menjadi PR tulisan saya besok-besok.
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2018
Categories
All
all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
|