lonesome wanderer
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION

LONESOME WANDERER

Jurnal Dari Nepal

13/12/2015

0 Comments

 
Picture
​Daftar catatan hasil perjalanan ke Nepal 2011:
  1. The cars are honking all the time.
  2. Bumpy dusty road.
  3. Beberapa orang yang saya temui (sopir, pemandu wisata, pemilik rumah makan) benci dengan pemerintahan negaranya.
  4. Nepalese’ body odor is not bad.
  5. Uang kertas: selalu crumpled, damp, dirty. It’s the worst! Seperti sudah tersirkulasi entah berapa puluh tahun.
  6. Kampanye iklan Coca-Cola: “University of Refreshology”.
  7. Banyak iklan televisi dan billboard mempromosikan universitas di India (mungkin seperti orang Indonesia ‘study in Australia’).
  8. Kejadian bom JW Marriot terkenal di Nepal. “Bring the suicide bomber so they can do the same with our parliament building”.  Ini mungkin ada hubungannya dengan nomor 3.
  9. Iklan lain yang juga banyak muncul adalah semen.  Wajar karena negara ini sedang giat membangun, walaupun progresnya lambat.  Mungkin ini jadi salah satu trigger kenapa ada daftar nomor 3 dan 8.  Corrupt government? Entahlah.
  10. Nepalese eat a lot. Porsi individu nasi putih selalu tersaji dalam piring lodor. Iya, piring lodor yang kalau di rumah makan Indonesia digunakan untuk seporsi mie goreng untuk makan sekeluarga.
  11. Beberapa kesamaan bahasa yang saya ingat: topi dan acar.
  12. Momo (what a cute name) adalah national dish.  Sebenarnya mirip dengan dumpling, gyoza, kuo-tie di negara Asia lain: isian daging dibungkus kulit tipis yang terbuat dari tepung, lalu direbus atau digoreng.  Bedanya momo pekat dengan bumbu kari.  Dan rasanya enak sekali.
  13. Industri penerbangan Nepal merupakan salah satu yang terburuk di dunia. ​

Read More
0 Comments

Hidup Adalah Tentang Pilihan

13/12/2015

0 Comments

 
Picture
Ada teman - nyolot - bertanya, "kenapa elu kalau jalan-jalan harus selalu ke tempat yang jauh? Di Indonesia ada begitu banyak tempat yang bagus kan yang belum elu pergiin kan, kan?" (dan saya berimajinasi dia masih melanjutkan pertanyaannya dengan penutup: "sok lu, banyak gaya kayak orang kaya…")
 
Saya jawab dengan dua poin penjelasan:

Pertama, mumpung masih kuat. Kuat meringkuk dalam kursi pesawat kelas ekonomi selama 15 jam.  Kuat jalan kaki - yang kalau dihitung bisa mencapai 10 kilometer dalam sehari - mengeksplor sebuah kota, belum lagi kalau nyasar dan akhirnya cuma muter-muter kembali ke lokasi yang sama.  Dan kuat menahan kencing kalau terpaksa…. Selain faktor ‘mumpung masih kuat’, juga karena saya masih dapat menikmatinya tanpa keluh.  20 tahun lagi? Mungkin saya cuma sanggup menikmati long haul flight kalau duduk di business class.  Ya kali kalau ada duitnya kan.  Oke lah, mari kita mengawang-awang saya mampu liburan ala Syahrini, tapi kalau encok membuat saya tidak kuat berlama-lama jalan kaki, atau membuat saya tidak bisa pergi ke negara dingin? Gimana?
Buat saya: sekaranglah waktu yang tepat untuk pergi ke tempat-tempat yang jauh.
 
Kedua, banyak lokasi wisata di Indonesia – sayangnya – masih belum terlalu baik infrastruktur pendukungnya, dan secara ekonomis belum dapat meng-cater solo traveler, yang ada ‘jatohnya’ malah jadi mahal sekali.  Mungkin nanti 10 tahun lagi, perjalanan ke Raja Ampat akan jauh lebih mudah dan murah, termasuk island hopping dan akomodasinya.  Dan itu akan cocok untuk saya yang menua dan butuh kemudahan-kemudahan yang saat ini belum tersedia.
Buat saya: masih ada waktu (jika diijinkan Tuhan) untuk pergi ke tempat-tempat yang lebih dekat.
 
Teman saya kembali beropini, “tetapi nanti 5, 10 tahun lagi Raja Ampat bakal komersil banget kayak Bali, crowded, dan tidak se-otentik sekarang?”  Ya mungkin banget.  Tapi kita tidak bisa saat ini memperoleh semua yang kita inginkan secara bersamaan bukan?  Hidup penuh pilihan, dengan konsekuensi yang embedded. 
 
Saya sudah memilih. Dan juga mengemban konsekuensi yang ada. 
0 Comments

We May Not Have Cash But We've Got Ash

12/12/2015

0 Comments

 
Itulah kalimat yang tercetak di t-shirt cenderamata yang dijual di Reykjavik, Islandia.  Kalimat  tersebut mengacu pada krisis finansial yang terjadi tahun 2008 (sebagai bagian dari krisis finansial global), dan erupsi gunung Eyjafjallajökull tahun 2010.  Abu hasil marahnya Eyjafjallajökull mencapai lebih dari 5 kilometer di atmosfir, mengakibatkan air traffic shutdown terbesar sejak perang dunia kedua.  Menurut IATA, 95.000 penerbangan di kawasan Eropa dibatalkan dalam 6 hari, dengan kerugian industri penerbangan dan industri pendukung sebesar USD 1,7 Miliar. 

Read More
0 Comments

Bertemu Ratu

5/12/2015

0 Comments

 
Picture
Ok. Bukan bertemu, tapi melihat dari jarak sangat dekat.

13 Oktober 2014, hari pertama saya di Oslo, Norwegia, salah satu negara teraman di dunia. Pagi itu saya jalan kaki ke Royal Palace.  Kesan pertama, istana ini ramah. Kita tidak bisa masuk ke dalam bangunan istana, tapi kompleks ini terbuka tanpa pagar, dengan penjagaan yang friendly dan tidak ketat.   Di halamannya yang luas berumput, masyarakat Oslo - dan turis – bebas untuk duduk santai. Hal itu saja sudah sangat impresif buat saya, namun yang lebih mengagetkan adalah mobil keluarga kerajaan ternyata dapat keluar masuk lingkungan istana tanpa tempat tersebut disterilkan. 

Read More
0 Comments
<<Previous
Forward>>

    RSS Feed

    Archives

    December 2018
    June 2017
    May 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015

    Categories

    All
    Architecture
    Asia
    Australia
    Europe
    Food
    Journal
    Middle East
    Movies & Music
    New York City
    North America
    People
    Thoughts
    Travel Plan

    all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
all photos  &/ videos are taken by myself unless otherwise stated.
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION