Beberapa teman bertanya, how do you plan your trip? Well, here we go…
Kapan berangkat? Saya tidak pernah bepergian di musim liburan umum seperti Natal dan Lebaran yang mahalnya sudah tidak masuk akal, tetapi hampir selalu di bulan Mei, peralihan dari musim semi ke musim panas di belahan bumi barat, dan Oktober/November, awal musim gugur. (Ya, memang jadwal ini tidak student & family friendly. Cocoknya untuk solo traveler). Keuntungan berangkat di off season, selain lebih ramah di kantung, iklimnya juga pas untuk penduduk negara tropis. Di peralihan musim semi, tonal masih cukup warna-warni, hawa masih cukup sejuk belasan derajat celcius di siang hari, tapi matahari selalu bersinar dan baru terbenam sekitar jam 8 - 9 malam. Di awal musim gugur, belum terlalu dingin, tapi sudah ‘dapet’ suasana winter-nya (minuman beraroma pumpkin spice dan spiced hot cider!).
3 Comments
Salah satu kawasan terbaik untuk jalan-jalan tak tentu arah dan tersesat – lebih tepatnya tidak mungkin tersesat – adalah Manhattan.
Manhattan, satu dari 5 borough (saya tidak menemukan padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia, mungkin kotamadya?) di New York City. 4 lainnya adalah Brooklyn, Queens, Staten Island, dan The Bronx. Masing-masing borough berbeda karakter, dan di setiap borough pun, jalan kaki beberapa blok saja atmosfir neighborhood-nya bisa berbeda. Penduduk di setiap borough sangat bangga dengan tempat tinggalnya. Dan kadang saling cela. Orang Brooklyn bilang, “Orang-orang yang kamu temui di Manhattan itu, semua justru tinggalnya di Brooklyn. Because Brooklyn is the best.” Di Brooklyn - yang cuma dipisahkan jembatan sepanjang 1.5 kilometer dengan Manhattan - banyak toko-toko pakaian yang dengan bangga mencantumkan label ‘made in Brooklyn’. Ketika ditanya bermalam dimana, saya pikir cukup menyebutkan Manhattan, tetapi Newyorkers sejati lebih suka menyebut neighborhoodnya, The Heights, Lower East Side, Upper West Side, Chelsea, Mid Town, Hell’s Kitchen…. Masuk akal juga sih sebenarnya, kita pun akan menjawab ‘di Kedoya’ dan bukan di ‘Jakarta Barat’. Masalahnya antara Chelsea dan Mid Town itu paling jaraknya 400 meter. Petra, Jordania. The Siq/Siqit adalah celah retakan bukit batu menuju The Treasury/Al Khazneh. Lorong ini panjangnya sekitar 1.2 kilometer dengan lebar bervariasi mulai dari 3 - 12 meter. Karena ketinggian bukit batunya sendiri sepanjang 1.2 kilometer tersebut tidak rata, ada bagian-bagian dimana sinar matahari masih bisa menerobos, tapi ada pula bagian dengan ketinggian sampai 80 meter, dan sinar matahari pun tidak mampu mengintip.
Manusia memiliki kepekaan tinggi terhadap pergerakan dan perubahan. Sejak bayi kita telah distimulasi oleh mainan bergerak, berputar, beraneka bentuk dan warna yang digantung di atas ranjang.
Kita lebih terhibur memandang air mancur ‘menari’ - apalagi jika ditambah bonus cahaya yang bisa berubah warna - dibanding air yang memancur statis. Hong Kong skycrapers terlihat lebih menarik saat symphony of lights dimulai, Monas di bulan Juni jelang HUT Jakarta, Shibuya crossing saat lampu hijau menyala dan ratusan orang dari segala arah menyeberang. |
Archives
December 2018
Categories
All
all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
|