Petra, Jordania. The Siq/Siqit adalah celah retakan bukit batu menuju The Treasury/Al Khazneh. Lorong ini panjangnya sekitar 1.2 kilometer dengan lebar bervariasi mulai dari 3 - 12 meter. Karena ketinggian bukit batunya sendiri sepanjang 1.2 kilometer tersebut tidak rata, ada bagian-bagian dimana sinar matahari masih bisa menerobos, tapi ada pula bagian dengan ketinggian sampai 80 meter, dan sinar matahari pun tidak mampu mengintip. Di bulan Februari yang masih musim dingin di Jordania, beberapa bagian The Siq terasa seperti kulkas dengan deru angin yang kencang, tetapi ada pula bagian yang terjebak dalam vakum, senyap dan cukup hangat. Suara pejalan yang ada puluhan meter di depan atau di belakang kita dapat terdengar jelas dan bergema. Langkah keledai yang repetitif, gelak tawa orang yang menungganginya (jika malas jalan) di tengah sepinya jam 7 pagi memberi efek sensory yang luar biasa. Beberapa puluh meter menuju akhir retakan, The Treasury terlihat seperti potongan puzzle. Orang-orang berhenti dan berfoto. Semakin mendekat, bagian-bagian The Treasury yang tertutup celah bukit semakin terlihat sampai akhirnya struktur itu membentang tanpa batas di depan mata. Kota purba Nabatea. The Siq adalah contoh terbaik untuk pepatah ‘sometimes it’s the journey that teaches you a lot about your destination’. Bangku-bangku kosong, warung kopi tradisional - dengan kopi yang sangat pahit namun tanpa aroma - telah menunggu. Beberapa unta untuk disewa duduk santai di lapangan terbuka di depannya. Embusan napas menguap seperti kabut di pandangan. Seekor kucing liar - yang tampaknya tourist friendly - melintas. Seorang perempuan kaukasian memanggilnya dan dengan jinak kucing tersebut meringkuk ke kaki turis itu, menunggu serpihan sandwich dari teman barunya. Dari The Treasury, kita bisa mendaki 850 langkah menuju The Monastery/Ad Deir, struktur bangunan kedua yang paling banyak dikunjungi di kompleks kota purba Petra. Perjalanan yang sangat melelahkan – kebalikan dari perjalanan di The Siq - karena ada bagian-bagian dengan kemiringan yang membuat kaki sampai gemetaran melangkah. Tiga perempat jalan, saya menyerah dan menyewa keledai untuk menuju kesana. Dari puncak The Monastery, terlihat seutuhnya bukit batu dan The Sig, seperti roti keras yang dibelah dua dengan tangan, retakan yang tidak beraturan. Orang-orang muncul dari The Sig dengan tatapan menengadah ke atas, terpesona oleh The Treasury. Jika ke Petra, belilah tiket terusan untuk 2 hari sekaligus, karena tidak cukup 1 hari untuk menjelajahinya dengan santai. Banyak hidden treasures yang gampang terlewat jika kita terburu-buru, seperti kuburan batu tua, goa-goa purba, graffiti kuno, dan sebagainya. Tunggulah sampai jelang matahari terbenam, ketika sinar matahari sore memoles Petra merah bersinar, sesuai julukannya: Red City.
1 Comment
|
Archives
December 2018
Categories
All
all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
|