lonesome wanderer
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION

LONESOME WANDERER

Cling Wrapped Shoes, And Some Other Random Things

7/9/2016

3 Comments

 
Picture
Beberapa teman bertanya, how do you plan your trip? Well, here we go…

Kapan berangkat?
Saya tidak pernah bepergian di musim liburan umum seperti Natal dan Lebaran yang mahalnya sudah tidak masuk akal, tetapi hampir selalu di bulan Mei, peralihan dari musim semi ke musim panas di belahan bumi barat, dan Oktober/November, awal musim gugur. (Ya, memang jadwal ini tidak student & family friendly.  Cocoknya untuk solo traveler).
 
Keuntungan berangkat di off season, selain lebih ramah di kantung, iklimnya juga pas untuk penduduk negara tropis.  Di peralihan musim semi, tonal masih cukup warna-warni, hawa masih cukup sejuk belasan derajat celcius di siang hari, tapi matahari selalu bersinar dan baru terbenam sekitar jam 8 - 9 malam.  Di awal musim gugur, belum terlalu dingin, tapi sudah ‘dapet’ suasana winter-nya (minuman beraroma pumpkin spice dan spiced hot cider!). 


Plan accordingly.
Cari dan beli tiket jauh-jauh hari. Untuk kepergian bulan Oktober, tiket sudah diamankan sejak Maret.  Dan untuk kepergian bulan Mei, cari tiket sejak bulan September.  Biasaya banyak sekali maskapai memberikan diskon atau mengadakan travel fair pada bulan Maret dan September.  Dengan mencari tiket pesawat 6 bulan di muka, saya pernah mendapat tiket Denpasar - Perth IDR 75.000 sekali jalan (ya, tujuh puluh lima ribu.  Memang sih Air Asia dengan tambahan tambahan lainnya, tapi tetap saja unbeatable price) dan Jakarta - Amsterdam IDR 8.7 Juta, netto all in.
 
Memang hal ini lebih mudah untuk orang yang bepergian sendiri dan jelas memiliki waktu/jadwal cuti yang pasti.  Untuk rombongan sirkus, akan banyak hal lain yang harus dipertimbangkan dan hal-hal di luar rencana.  Misalnya teman saya, sebut saja namanya Ling Ling, beranak 2 remaja usia sekolah, kalau pergi jalan-jalan sering bareng dengan ibunya yang super energik dan aktif di gereja, dan kadang-kadang juga dengan neneknya yang masih kuat naik gunung.  Hmm, agak repot menyatukan skedul keluarga tersebut.
 
Koper.
Berinvestasilah dengan koper berkualitas baik.  Dan seperti saya yang hanya ingin punya 1 koper saja, jika bingung memilih ukuran yang pas, belilah yang lebih besar.  Lebih baik membawa koper kebesaran tapi isinya tidak penuh dan tetap ringan, daripada memaksakan mencari koper yang kira-kiranya pas, tapi akhirnya malah repot bawa gembolan tambahan.  Tetapi urusan gembolan tambahan ini tidak akan ada jika kita disiplin melakukan ….
 
Jettison.
Jettisoning adalah istilah transportasi dimana kapal laut bahkan sampai pesawat antariksa membuang barang untuk meringankan beban. Setiap saya bepergian, saya selalu menantang diri untuk pergi dan pulang dengan bawaan yang beratnya sama, atau malah lebih ringan.  Caranya? Mulai dari hal-hal sederhana seperti membawa pasta gigi yang kiranya pas habis selama perjalanan (saya agak-agak OCD, sampai mengukur berat dan mengkalkulasi berapa banyak pasta gigi saya akan berkurang tiap hari), sampai - yang ini terinspirasi dari cerita seorang teman - membawa pakaian yang sudah ‘cukup umur’ untuk ditinggalkan.  Yup, saya banyak meninggalkan jejak celana dalam dan kaus kaki yang sudah melar di tong sampah di berbagai negara.  Paling ekstrem ketika saya ke Swedia dan membeli 4 jeans merk favorit yang harganya berkali lipat di Indonesia, saya meninggalkan 2 jeans yang saya bawa dari Indonesia di sebuah taman umum yang sedikit kumuh dan banyak homeless people.  Selain disiplin jettison, mengisi koper juga ada seninya…..
 
Clingwrapped shoes.
Alih-alih membungkus sepatu dengan kantung kresek (atau - apalagi – membawa dusnya sekalian), lebih baik membungkus sepatu satu satu dengan cling wrap.  Tidak makan tempat, fleksibel bisa diselip dimana saja, dan tidak mengotori barang lain. Sepatu itu juga bisa diisi dengan kaus kaki untuk menjaga bentuknya, dan pulangnya bisa disumpal dengan cucian kotor berukuran kecil a.k.a. kolor (kalau karetnya masih oke).  Jangan lupa bawa ekstra satu rol cling wrap.  Percayalah, akan banyak gunanya untuk membungkus barang-barang lain dengan rapat dan meminimalkan ruang kosong.
 
Kombinasi country hopping dan slow travel.
Saya pernah dua kali jalan-jalan dengan durasi yang persis sama, 14 hari.  Yang pertama ke 5 negara, yang kedua hanya ke 2 kota di satu negara. Country hopping vs slow travel.  Jelas lebih menyenangkan slow travel dibandingkan menggeret-geret koper hampir setiap hari.  Yah, paling idealnya sih jika kita bisa slow travel 3 bulan.  Sayangnya masih harus kerja banting tulang untuk terbang.  Mau tidak mau harus ganti-gantian antara slow travel dan country hopping.  Ada tempat-tempat yang ‘harus didatangi tapi sebenarnya tidak ada apa-apa lagi selain satu tempat tersebut’.  Contohnya Petra di Jordania.  Puas-puaskanlah 2 hari di sana. Setelah itu pindah tempat.  Tapi ada pula tempat-tempat yang menarik dan baru bisa ‘diresapi nyawanya’ jika kita tinggal cukup lama. Misalnya, ah banyak sekali.
 
Kombinasi planned travel dan getting lost intentionally.
Untuk perjalanan pendek yang waktunya terbatas, itinerary harus sudah disiapkan.  Kita tidak ingin membuang waktu untuk selalu bengong beberapa menit membuka google map, berputar-putar di satu area yang sama, salah naik kereta, dan sejenisnya.  Tetapi planned travel memang bisa membosankan dan membuat kita seperti robot dengan tugas menyelesaikan pekerjaan tertentu di jam tertentu.  Jadi biasanya saya kombinasikan, misalnya dari pagi sampai siang mengunjungi tempat-tempat tertentu yang sudah terjadwal, dengan tiket (atau apapun itu) yang sudah disiapkan.  Baru setelah makan siang dipakai untuk jalan-jalan menyesatkan diri, berharap memperoleh kejutan dari suatu tempat atau pengalaman yang tidak saya duga sebelumnya.
 
Menabung mata uang asing.
Membeli mata uang asing sedikit sedikit secara disiplin.  Tidak peduli 1 USD harganya IDR 12000, 13000, 14500, saya selalu membeli setiap bulan.  Kadang USD 50, kadang USD 100 kalau ada rejeki lebih. Bahkan ketika sedang jalan-jalan dan pas tanggal gajian, tidak lupa saya bertransaksi beli mata uang asing lewat internet banking.
 
Ngapain beli sekarang kalau perginya masih lama. Mungkin nanti dolarnya bisa lebih murah?
Iya, tapi juga bisa lebih mahal.
 
Beli dolar recehan kan lebih mahal dibandingkan beli sekaligus?
Iya memang, akan berasa kalau belinya sampai jutaan dolar. Yakali…
Kalau beli recehan harga per dolarnya lebih mahal 20 – 30 perak, ya udahlah. USD 50 kali 20 perak bedanya cuma 1000 perak kan?  Buat bayar parkir pun tidak cukup.
 
Menabung mata uang asing secara disiplin khusus untuk jalan-jalan membuat arus kas lain tidak terganggu.  Jika perlu membeli tiket dengan kartu kredit, saya akan ‘membayar’nya dengan cara mencairkan dolar ke rekening rupiah. Intinya, saya selalu pulang jalan-jalan tanpa membawa utang. 
 
Just go.
8 tahun lalu saya gundah ketika memutuskan membeli tiket pesawat ke Kanada, di tengah harga dolar yang sedang merayap naik.  Sekarang kalau saya ingat lagi, harga dolar saat itu 8000 Rupiah. See?
 
Yakinlah bahwa pada akhirnya akan lebih banyak keputusan masa lalu yang membuat kita bersyukur saat ini, dibandingkan yang kita sesali.


3 Comments
Trinity link
7/9/2016 21:53:37

Ah bikin galau. Pengen diajak.

Reply
ajid link
19/4/2022 13:27:31

assalamu'alaikum

Reply
Wiratech link
10/3/2023 11:14:19

Artikel ini memberikan banyak saran yang berguna bagi mereka yang ingin merencanakan perjalanan mereka sendiri.

Thanks, <p>By. <a href="https://bit.ly/wiratech">Wiratech</a></p>

Reply



Leave a Reply.

    RSS Feed

    Archives

    December 2018
    June 2017
    May 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015

    Categories

    All
    Architecture
    Asia
    Australia
    Europe
    Food
    Journal
    Middle East
    Movies & Music
    New York City
    North America
    People
    Thoughts
    Travel Plan

    all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
all photos  &/ videos are taken by myself unless otherwise stated.
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION