Traveler's most hated sentences: “Mau jalan-jalan ya? Jangan lupa oleh-oleh …”
Kalimat yang sering kita dengar dari orang-orang sekitar, ketika mereka mengetahui rencana kita untuk bepergian. Here’s a thought, or two. Kita tidak pernah mengetahui darimana asalnya tradisi ini. Rasanya budaya ini tidak dikenal di luar negeri. Ada pendapat bahwa membawa oleh-oleh, atau souvenir, atau ‘buah tangan’ (whatever that shit means) adalah penanda bahwa saat bersenang-senang pun kita tetap ingat pada teman atau sahabat, dan ‘ingat’ disini diekspresikan dengan membelikan sesuatu.
0 Comments
Dulu kala, pergi jalan-jalan adalah kegiatan berpacu dengan waktu. Selalu ada perasaan tidak mau rugi, jangan buang-buang waktu di tempat tujuan. Contohnya ke Bali, pergi naik pesawat paling subuh (dan karena dulu tinggal di Bandung dan belum ada penerbangan langsung ke Bali, saya berangkat ke Jakarta tengah malam). Begitu tiba di Bali langsung ke hotel, titip koper, lalu keluyuran sampai sore, balik ke hotel, check in, mandi, untuk kemudian pergi lagi sampai tengah malam. The energy of the youth.
Sekarang boro-boro. |
Archives
December 2018
Categories
All
all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
|