lonesome wanderer
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION

LONESOME WANDERER

Hiu Greenland Dan Sebuah Pispot

16/12/2015

1 Comment

 
Rumah tempat saya tinggal waktu kecil adalah rumah tua yang bangunannya memanjang ke belakang.  Kamar mandi - tanpa toilet - terpisah dari bangunan utama, dan toiletnya sendiri malah lebih jauh lagi, harus melewati kebun dengan pohon delima rindang yang suasananya di malam hari cenderung mistis (kalau baper setelah nonton film horor) atau terkadang juga romantis (kalau sedang hujan besar dan panggilan jiwa memanggil, saya harus berpayung untuk menuju tempat BAB).
Waktu kecil – sampai kelas 2 SD rasanya – saya dibekali pispot di dalam kamar tidur, supaya kalau malam-malam terbangun ingin kencing tidak perlu ke lokasi shooting Dunia Lain itu.  Setiap pagi pekerja rumah tangga kami akan ngurusin itu pispot, pokoknya setiap malam benda berwarna putih tersebut sudah tersedia kembali di sudut kamar. (No, jangan bilang saya anak manja. Coba saja dulu jalan melewati kebun dengan gemerisik bunyi daun-daunan yang tersapu angin. Jam 1 malam. Dalam gulita. Karena ceritanya keluarga kami ini hemat energi).
 
Nah, suatu hari kita semua pergi keluar kota dan baru kembali 1 minggu kemudian. Hari pertama setelah kembali dari bepergian itu berjalan normal-normal saja, sampai malam hari sekitar jam 11 ketika saya membuka tutup pispot, dan…… ternyata ada isinya.  Si Mbak lupa bersihin pispot sebelum kita semua pergi. Bayangkan baunya air kencing dalam pispot yang tertutup rapat seminggu. Bau ammonia menyengat tajam menusuk hidung menjalar cepat sampai melewati alis.  Istilah ABG yang baru pulang dari Djakarta Warehouse Project: ‘Pecaaaaaaaaah’.
 
Fast forward ke Maret 2014, di Café Loki – Reykjavik, Islandia. Saya mencoba makan hakarl - delicacy populer di Islandia - yang terbuat dari daging hiu Greenland. Cara membuatnya adalah hiu utuh dibersihkan dan dibuang isi perutnya, diisi pasir, lalu dikubur - juga dalam pasir - selama 6 sampai 12 minggu sampai kadar airnya turun.  Kemudian jenasah setengah busuk tersebut digali kembali untuk diangin-anginkan selama beberapa bulan, dan tadaaaa…. siap disantap.  Yup, tanpa dimasak atau diolah lebih lanjut.
 
(kenapa hiu Greenland tidak bisa dimakan dalam bentuk daging segar, karena mengandung ammonia sangat tinggi sampai masuk kategori beracun/berbahaya.)
 
Untuk yang ingin mengetahui seperti apa rasanya makan hakarl, saya coba mendeskripsikannya seilmiah mungkin tanpa emosi: 

Bentuk:
Sudah dipotong kecil seukuran dan berbentuk dadu.
 
Warna:
Putih susu, mirip lemak sapi yang kita gunakan untuk mengoles wajan Hanamasa.
 
Cara makan:
Disajikan sebagai bagian dari Icelandic sample platter, terdiri dari rye bread dengan mashed fish (mirip mashed potato tapi dari ikan), ikan trout asap, daging domba, dan fish floss (abon ikan yang rasanya crispy dengan cocolan mentega).  Aturannya adalah hakarl dimakan terakhir menggunakan tusuk gigi, lalu tenggorokan kita basuh dengan satu shot brennivins, semacam arak tradisional Islandia. Seperti ini tampilannya:
Picture
Rasa:
Asin. Doang.
 
Tekstur:
Seperti nata de coco, kenyal namun digigit susah hancur, ‘menipis’ perlahan-lahan.
 
Kadar air:
Tidak se-juicy nata de coco, tapi tidak sekering keju.
 
Aroma:
Sekarang tau kan kenapa saya ngalor-ngidul cerita masa kecil dan pispot?

1 Comment
liana link
26/6/2022 21:52:40

thanks for info

Reply



Leave a Reply.

    RSS Feed

    Archives

    December 2018
    June 2017
    May 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015

    Categories

    All
    Architecture
    Asia
    Australia
    Europe
    Food
    Journal
    Middle East
    Movies & Music
    New York City
    North America
    People
    Thoughts
    Travel Plan

    all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
all photos  &/ videos are taken by myself unless otherwise stated.
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION