lonesome wanderer
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION

LONESOME WANDERER

Jagung....

27/8/2016

1 Comment

 
Picture
Salah satu kawasan terbaik untuk jalan-jalan tak tentu arah dan tersesat – lebih tepatnya tidak mungkin tersesat – adalah Manhattan.
 
Manhattan, satu dari 5 borough (saya tidak menemukan padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia, mungkin kotamadya?) di New York City. 4 lainnya adalah Brooklyn, Queens, Staten Island, dan The Bronx.  Masing-masing borough berbeda karakter, dan di setiap borough pun, jalan kaki beberapa blok saja atmosfir neighborhood-nya bisa berbeda.  Penduduk di setiap borough sangat bangga dengan tempat tinggalnya.  Dan kadang saling cela.  Orang Brooklyn bilang, “Orang-orang yang kamu temui di Manhattan itu, semua justru tinggalnya di Brooklyn.  Because Brooklyn is the best.”   Di Brooklyn - yang cuma dipisahkan jembatan sepanjang 1.5 kilometer dengan Manhattan - banyak toko-toko pakaian yang dengan bangga mencantumkan label ‘made in Brooklyn’.   Ketika ditanya bermalam dimana, saya pikir cukup menyebutkan Manhattan, tetapi Newyorkers sejati lebih suka menyebut neighborhoodnya, The Heights, Lower East Side, Upper West Side, Chelsea, Mid Town, Hell’s Kitchen….  Masuk akal juga sih sebenarnya, kita pun akan menjawab ‘di Kedoya’ dan bukan di ‘Jakarta Barat’. Masalahnya antara Chelsea dan Mid Town itu paling jaraknya 400 meter.
Manhattan adalah gambaran kota besar yang sering kita lihat dalam film-film.  Bangunan pencakar
langit, taksi kuning yang ikonik (dengan sopirnya yang hampir semua imigran), orang-orang berjalan dengan cepat.  Think about opening scene of Sex & the City, waktu Sarah Jessica Parker lari-lari mengejar taksi kemudian terciprat genangan air.  Yup.  New York City itu jorok. Dan banyak tikus.  Dan orang masih buang puntung rokok ke jalan, tidak ada denda-dendaan seperti Singapura.
 
Yang menyenangkan dari Manhattan adalah hampir seluruh jalan rayanya yang membentuk grid, kotak-kotak.  Dan penamaannya sangat sederhana. Melihat peta Manhattan seperti melihat jagung utuh yang kita letakkan vertikal. (Manhattan sebenarnya adalah pulau tersendiri yang saling terhubung dengan borough lain melalui banyak jembatan).

Jalan yang membelah horizontal adalah street.  Mulai dari bagian ‘bawah’/selatan  1st street, 2nd street, 3rd street, sampai bagian ‘atas’/utara 215th street.  Jarak antara satu street dengan street lainnya adalah 80 meter.
Jalan yang membelah vertikal adalah avenue.  Mulai dari 1st avenue di sisi kanan/east, sampai 11th avenue di sisi kiri/west. Jarak antar avenue adalah 240 meter. 

Dan tambahan yang membuat orientasi semakin mudah, si jagung Manhattan ini secara imaginer seolah-olah dibagi dua, street yang ada di sebelah kanan antara 1st – 6th avenue diberi tambahan nama E (dari east), dan sisanya antara 6th – 11th avenue ditambah W (west).


Walaupun kadang gedung-gedung pencakar langitnya kadang terlihat mirip, jalan rayanya jauh berbeda dari Hong Kong yang memusingkan.  Di Manhattan hampir tidak ada 'bunderan'. 
Picture via.www.abc.net.au
Karena sistem grid, kita  mudah membayangkan sedang berada di mana. Kemana pun, cukup cari persimpangan & melihat papan nama jalan, misalnya:
West 2nd street & 11th avenue, artinya kita sedang berada di 'bagian bawah', kiri. 
East 152nd street & 1st avenue, artinya kita ada di ‘atas’, kanan. 
Yang di foto ini East 57th street & 5th avenue, artinya kita lumayan ada di tengah-tengah Manhattan. 

Saat ini beberapa avenue maupun street ada yang yang diberi nama baru untuk mengenang tokoh tertentu, seperti misalnya pada foto di atas.  Bill Cunningham adalah street photographer terkemuka, dan dia sering memotret candid orang-orang di East 57st street ini. 

Saking mudahnya orientasi, banyak orang tidak peduli ketika masuk ke subway - MRT New York City -  yang penting apakah arahnya ke ‘atas’ (uptown) atau ke ‘bawah’ (downtown).
 
Dengan neighborhood yang begitu beragam, belum lagi ethnic neighborhood dengan street foodnya seperti China Town, Little Italy, Bangla Town, Le Petit Senegal (kawasan West African), dan masih banyak lagi, tersesat di Manhattan menjadi satu itinerary penting yang memang harus kita rencanakan.
 
How ironic.
Tersesat tapi direncanakan. 
Intentionally get lost.  
But you won’t regret it. 
Picture
Manhattan dilihat dari puncak gedung Rockefeller Plaza.
1 Comment
Peanut Butter Cookie Recipes link
23/5/2023 10:34:27

Grateful for you writing this

Reply



Leave a Reply.

    RSS Feed

    Archives

    December 2018
    June 2017
    May 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015

    Categories

    All
    Architecture
    Asia
    Australia
    Europe
    Food
    Journal
    Middle East
    Movies & Music
    New York City
    North America
    People
    Thoughts
    Travel Plan

    all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
all photos  &/ videos are taken by myself unless otherwise stated.
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION