lonesome wanderer
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION

LONESOME WANDERER

Shinsekai

7/1/2017

0 Comments

 
Picture
Manula-manula berpasangan duduk berhadapan menunduk, berpikir keras memandangi (sejenis) board game , dan mungkin berjudi.  Orang-orang lain yang tidak berperan dengan hening memperhatikan di sekitarnya.  Asap rokok memenuhi ruangan.  Beberapa meter dari ruangan tersebut, di sebuah rumah makan tua yang kusam lelah dengan lampu kuningnya, seorang pria paruh baya berkaraoke dengan mic sember, mengikuti lirik lagu dari sebuah televisi tabung yang tergantung di sudut ruangan (gaya video clipnya, sepertinya ini lagu dari tahun 80-an). Beberapa meter dari restoran itu, di sebuah toko dengan rolling door setengah tertutup, seorang pria berkaos singlet putih terkantuk menunggui sayuran dan buah-buahannya.  Wajarlah, ini sudah jam 3 sore.
 
Di sebuah pasar di Shinsekai, Osaka. 

November 2016, setengah hari terakhir di Osaka, saya memutuskan untuk pergi ke kebun binatang. 30 tahun terakhir hanya 2 kali saya mengunjungi kebun binatang.  Sekali di Jogjakarta tahun 2000 (solo traveling dan ingin tahu seperti apa yang katanya salah satu kebun binatang terbaik di Indosia saat itu).  Yang kedua adalah di Osaka ini. Pengalaman ke kebun binatang akan saya ceritakan dalam blog post lain nanti. Kebun binatang Osaka ada di distrik Tennoji, makanya bernama Tennoji Zoo.  Distrik Tennoji ‘bertetangga’ dengan distrik Shinsekai.  Jika Tennoji hanya terkenal dengan kebun binatangnya, Shinsekai lebih sering disebut dan dibahas dalam forum-forum perjalanan ataupun brosur mengenai Osaka, sebagai kawasan tua yang ‘charming’ dengan nuansa kental ‘retro vibe’.
 
Setidaknya ada 3 hal yang  selalu melekat dengan Shinsekai. Pertama adalah Tsutenkaku Tower yang menjadi Ikon Shinsekai, selalu ada di foto brosur wisata. Kedua adalah Billiken, sejeis patung Smiling Buddha  yang katanya memberi peruntungan kalau kakinya kita sentuh.  Dan tentu saja Kushikatsu, macam-macam daging yang digoreng disajikan dalam tusuk sate yang - juga katanya - berasal mula di distrik Shinsekai.

Di bulan Januari ini tanpa sengaja saya membaca tentang distrik Shinsekai, membuat  pertama kalinya mencari tahu lebih banyak mengenainya. Setelah beberapa artikel dan berlembar-lembar halaman Wikipedia, ternyata banyak hal menarik, witty dan absurd tentang distrik ini:
Picturevia.www.wikipedia.org
​Tsutenkaku Tower
Menara ikonik yang kita lihat dan foto sekarang ini adalah replika.  Menara yang asli sudah terbakar saat jaman perang.  Tsutenkaku yang orisinil setinggi 64 meter (saat itu mendapat rekor sebagai bangunan tertinggi kedua di Asia) dibangun tahun 1912, adalah bagian dari Luna Park, taman hiburan sejenis Disneyland mungkin.  Dan di Luna Park ini juga bermula legenda …..

Picturevia.www.wikipedia.org
Billiken
Anak kecil yang terlihat nakal dengan telapak kaki chubby-nya ini ternyata figur impor dari Amerika Serikat.  Dan lucunya sampai sekarang masih menjadi legenda pembawa keberuntungan.  Absurd.  Billiken ‘tercipta’ dari mimpi seorang guru seni di St. Louis.  Sempat menjadi boneka yang nge-trend layaknya Barbie, Billiken perlahan-lahan ditinggalkan.  Mungkin seperti kepopuleran Pokemon Go yang mulai memudar.  Tidak laku di Amerika Serikat, Billiken diimpor ke Jepang, patungnya menjadi salah satu hiasan di Luna Park.  Tetapi lucunya lagi adalah Billiken saat ini masih menjadi maskot universitas dan klub olah raga di St. Louis.  Mungkin mereka juga merasa aneh kenapa figur ini bisa sebegitu populernya di sebuah kawasan, ribuan kilometer di belahan dunia lain. 

Ketika Walter & Ayumi tahu saya mau jalan ke Shinsekai, mereka berkata ‘jangan lupa usap-usap kakinya’.  Saya jawab waktu itu, ‘oke lah’.  Sebuah jawaban yang tricky karena ternyata ada ratusan Billiken di distrik Shinsekai, mulai dari yang sebesar gentong menjaga pintu masuk restoran, sampai yang sekecil telur puyuh di toko suvenir.  Billiken mana yang harus menjadi korban harassment?

Picturevia.www.wikipedia.org
Kushikatsu
Mungkin ada ratusan restoran, kios, kantin, termasuk mini market, yang menjualnya.  Ada yang ketengan, ada yang set menu, ada pula yang all you can eat.  Saya tidak mencobanya setusuk pun karena tidak kepingin.  Snack asin Jepang yang saya paling suka adalah Yakitori, macam-macam menu panggang saus manis tanpa batter, terutama ginjal sapinya. Sedangkan sate goreng berbalut tepung roti ini, meh. 

Picture
Shinsekai keseluruhan
Saya baru tahu dari Wikipedia, bahwa distrik ini katanya tidak aman dan dihindari  oleh warga Osaka sendiri.  Banyak senior age homeless people, prostitution, dan crime.  Jangan takut, untuk opini ini saya yakin salah.  Shinsekai sangat aman, dan terutama kawasan di Tsutenkaku Tower menjadi tujuan wisata yang sangat ramai.  Bahkan, keluar dari kawasan Tsutenkaku Tower pun masih tetap aman.  Seperti saya yang sengaja jalan-jalan ke sebuah pasar tua yang sangat sepi, tokonya sudah hampir tutup semua, kecuali sebuah rumah judi, restoran karaoke, dan tukang buah yang terkantuk-kantuk menunggu pembeli.

Verdict:
Shinsekai adalah kawasan yang ‘love it or hate it’.
Jika anda punya waktu lebih, berkunjunglah. Tapi jika tidak, jangan memaksakan diri.
Kushikatsu is overrated.
Jangan berpikir untuk shopping di distrik ini (cuma ada restoran Kushikatsu dan toko suvenir). 

0 Comments



Leave a Reply.

    RSS Feed

    Archives

    December 2018
    June 2017
    May 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015

    Categories

    All
    Architecture
    Asia
    Australia
    Europe
    Food
    Journal
    Middle East
    Movies & Music
    New York City
    North America
    People
    Thoughts
    Travel Plan

    all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
all photos  &/ videos are taken by myself unless otherwise stated.
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION