lonesome wanderer
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION

LONESOME WANDERER

The Ugly Subway

20/4/2016

0 Comments

 
Dari jendela kantor, setiap hari saya melihat perkembangan pembangunan stasiun MRT Jakarta, dan beberapa hari lalu Ahok memperlihatkan desain interiornya di akun twitter seperti ini:
Picture
via: @basuki_btp
Semoga MRT Jakarta akan tetap sebagus, serapi, dan sebersih desain ini setelah dioperasikan, mirip dengan di Singapura.  Saya teringat 2 tahun lalu naik MRT di Bangkok dengan teman dari Australia yang  berkomentar, “Kenapa ya kereta di negara-negara Asia bisa sebersih ini, di Australia jorok dan kotor.” 
Waktu itu saya tidak tahu jawabannya, mungkin karena kebersihan – dan denda kalau menyampah – sudah menjadi budaya di beberapa negara Asia seperti Singapura dan Jepang (menurut saya Bangkok pun masih agak kotor, tapi teman saya ini sudah demikian kagum).  Tapi kini saya tahu jawaban yang lebih tepat: karena MRT atau sistem transportasi publik di negara-negara Asia/berkembang masih terbilang ‘barang baru’ dibandingkan di negara maju.
 
New York City mengoperasikan kereta bawah tanah pertamanya – disebut subway – tahun 1904, dengan cetak biru yang sudah dikembangkan 30 tahun sebelumnya.  City planning dengan visi yang jauh ke depan membuat rute-rute subway yang ada di NYC masih relevan sampai sekarang, dan akibatnya banyak sekali stasiun subway yang sudah sangat kuno dan dekil, namun tetap digunakan.
 
Dan yang saya maksud dengan dekil adalah benar-benar dekil.  Membuat film setting masa lampau dengan adegan di stasiun subway (misalnya Bridge of Spies-nya Steven Spielberg) sepertinya akan sangat mudah dan tidak perlu CGI, tinggal cari figuran dengan baju kuno saja, karena tampilan stasiunnya – terutama di track / rel – tidak berubah sama sekali. 

Tipikal interior stasiun subway vintage adalah:
  • Temboknya dilapisi keramik warna putih ukuran kecil mirip seperti kamar mandi Indonesia tahun 80-an.  Dan warna putih tadi banyak yang sudah menguning seperti kamar mandi jarang kena karbol.  
  • Nama stasiun dari potongan-potongan keramik menjadi mosaik membentuk tulisan, misalnya ’14 street’, ’42 street’ dan seterusnya.  (Oya, nama jalan kebanyakan berupa nomor dan bukan nama benda atau pahlawan, jadi memudahkan orientasi). 
  • Tidak ada pembatas fisik antara orang yang menunggu dengan kereta yang melaju, hanya ada garis kuning di lantai.  Dan saya selalu menunggu kereta jauh dari garis tersebut.  Beberapa kali saya baca ada hate crime, orang didorong ke rel. BTW, lantainya kotor, banyak sisa permen karet yang sudah dibersihkan tapi tetap menyisakan debu yang menempel permanen. 
  • Stasiun yang lebih modern sudah memiliki dua jenis gerbang (turn stile), satu biasa dan satu lagi lebih lebar untuk penyandang disabilitas atau kalau kita bawa koper besar misalnya.  Tapi tidak di stasiun kuno.  Kalau membawa koper, kita harus pergi ke konter yang dijaga petugas, dan minta mereka membukakan pintu khusus untuk kita masuk ke area track kereta. Ribet.
  • Sepertinya stasiun-stasiun vintage memiliki sistem ventilasi yang masih sederhana. Kalau berjalan di trotoar, saya sering melihat ‘kawat nyamuk’ dari baja dan suara kereta yang melaju dari bawah tanah.  Angin meronta dan membuat rok mengembang. 
Anyway, walaupun jelek dan kuno, NYC subway adalah salah satu moda transportasi terbaik yang pernah saya gunakan.  Ada 422 stasiun tersebar di NYC (sudah mulai banyak stasiun desain baru yang dibangun tahun-tahun berikutnya) dengan total track sepanjang lebih dari 375 kilometer. Kemana pun nyampe.

Saya bermimpi suatu saat transportasi publik di Jakarta akan menjadi perpaduan antara NYC subway dengan rute yang ekstensif & MRT Singapura yang bersih dan rapi. Dan kita jaga bersama. 

Semoga. 
0 Comments



Leave a Reply.

    RSS Feed

    Archives

    December 2018
    June 2017
    May 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015

    Categories

    All
    Architecture
    Asia
    Australia
    Europe
    Food
    Journal
    Middle East
    Movies & Music
    New York City
    North America
    People
    Thoughts
    Travel Plan

    all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
all photos  &/ videos are taken by myself unless otherwise stated.
  • HOME
  • BLOG
  • GALLERY
  • CONTACT
  • ENJOY IRAN SPECIAL SECTION