Ruangannya sederhana, tidak terlalu besar, beratap rendah dengan plafon kotak-kotak seperti yang sering kita lihat di perkantoran (berukuran kecil dengan tekstur bolong-bolong random seperti bekas ditusuk paku payung oleh orang kesurupan. Selalu, setiap kali – kalau melamun memandangi langit-langit ruangan seperti itu – saya bingung. Gak ada bagus-bagusnya.) Saya sedang menunggu wawancara aplikasi visa Amerika Serikat. Setelah menunggu 20 menit, saya dipanggil ke loket pemeriksaan dan penyerahan dokumen serta pengambilan sidik jari. Semua dilakukan oleh karyawan orang Indonesia. Ini adalah pemeriksaan dokumen kedua kalinya, karena ketika pertama tiba di gedung kedutaan, dokumen juga diperiksa. Mungkin dianggapnya sejak tiba dan menunggu 1 jam di halaman kompleks untuk masuk ke dalam ruangan ini, ada kemungkinan dokumen tercecer. Entahlah. (Oya, jangan khawatir dengan halaman / ruang tunggu outdoornya, nyaman beratap, ada kios kopi dan sandwich juga). Selesai dari loket ini saya menunggu lagi untuk wawancara. Masih di ruangan yang sama tetapi jajaran loketnya berbeda. Ada 4 rasanya, dan semua interviewernya orang bule. Kira-kira 30 menit baru nomor saya dipanggil untuk antri berbaris di loket tertentu yang sudah disebutkan. Mirip barisan antri masuk kelas waktu SD. (Ketahuan umur. Abaikan.) Nah, interview ini tidak ada privacy sama sekali, karena pertanyaan diampifikasi lewat speaker. Tidak sekeras boarding announcement di bandara, tapi ya tetap jelas terdengar. Bagaimana dengan aplikan? Jawaban saya bisa didengar jelas oleh pengantri di belakang saya, seperti saya juga bisa mendengar jelas jawaban orang di depan saya. Hal ini terjadi karena barisan yang rapat. Tidak ada ‘garis merah’ pembatas seperti di konter imigrasi di bandara. Kami pun bisa mendengar jelas pertanyaan-pertanyaan dan jawaban di konter sebelah. Agak distracting memang. Setelah mendengarkan proses interview orang depan saya (perempuan muda, bekerja di salon, mau ke Los Angeles atas undangan temannya yang bersuamikan orang Amerika. Ditolak. Perempuan itu pulang dengan muka pahit, membawa selembar kertas berwarna pink yang isinya adalah official letter visanya denied), kini giliran saya. Hello, how are you? Tidak friendly tapi juga tidak judes. Biasa-biasa saja. Saya mengamati lebih jelas interviewer saya ini. Perempuan berusia 40-an, berambut pendek. Pakai scarf yang dibelit di leher. Tipe ibu-ibu ekspat yang sering berkeliaran di Ranch Market dan belanjaannya biasanya seabrek-abrek susu karton ukuran besar, sereal, telur. Kalau saja dia tahu nikmatnya nasi uduk di pagi hari…. I’m doing great, thanks! Pertanyaan pertama ini cukup penting karena akan menentukan wawancara dilakukan dalam bahasa inggris atau Indonesia. Kalau kita jawab dengan bahasa Indonesia, misalnya ‘kabar baik’ – seperti perempuan di depan saya barusan – interviewer akan melanjutkan wawancara dengan bahasa Indonesia, fasih walaupun pace-nya lambat. Saya sendiri memilih dalam bahasa Inggris. Selama wawancara, dia berganti-ganti melihat layar komputer (sepertinya aplikasi online submission saya), dokumen pendukung dan paspor yang ada di tangannya, serta selembar form / check box entah apa. Saya tidak berani lirik-lirik. Rencana ke Amerika mau ngapain? Jalan-jalan. Sama siapa? Sendiri. Saya suka jalan-jalan sendirian. Oke. Interview visa dengan bule, senangnya adalah kalau kita bilang jalan sendirian, reaksinya biasa saja. Beda dengan negara Asia, di konter imigrasi di bandara kedatangan saja saya suka ditanya, “ini beneran sendirian doang?” "Saya mau jalan-jalan, bukan mau maen futsal kudu rame-rame." Atau, "Saya bukan Taylor Swift yang kemana-mana harus bareng glam squad-nya." (Semuanya dalam hati, karena takut deportasi). Kamu kerja dimana? Di xxxx. Gajinya berapa? Hih. Malesin banget ngomong gaji depan corong speaker!?! (Sambil bisik-bisik) segini… Itu payslip nya juga ada kog bisa dilihat. Perjalanan terakhir kamu kemana? Kesini. Oow, bagus yah? Banget. Hmm. Di Amerika kamu mau kemana rencananya? Kesini, kesana, kesono. Oke. Bedanya aplikasi visa Amerika Serikat dengan negara lain (misalnya Schengen area), kita tidak perlu submit bookingan tiket pesawat, hotel, atau itinerary. Jadi teorinya kalau visa kita disetujui untuk 5 tahun, baru benar-benar pergi 4 tahun lagi pun boleh saja. Oke. ……….. (krik krik). Dia mencatat sesuatu, lalu ngetik-ngetik di komputer, lalu mengambil selembar kertas berwarna putih (saya sudah tahu itu adalah warna untuk official letter visa saya disetujui. Tapi muka tetap diusahakan default: cool). Visa kamu disetujui ya. Akan dikirim 3 hari kerja ke alamat yang dicantumkan di aplikasi (sambil menyerahkan kertas putih tadi). Terima kasih! Orang di belakang saya, oom-oom yang mendengarkan wawancara saya, berkomentar pada istrinya yang mengantri di belakangnya lagi, “waah, diapproved” sambil memandangi saya. Kepo banget. Total 3 jam saya di kedutaan. Appointment jam 7 pagi, saya sudah mengantri dari jam 6. Dan sekarang sudah jam 9.15. Interview-nya sendiri tidak sampai 5 menit. Beberapa bulan kemudian. Konter imigrasi JFK Airport. Hello! Hello! Mau ngapain di New York? Jalan-jalan. Berapa lama? 2 minggu. Mau kemana aja? Kesini, kesana, kesono. Aaaaaaa…. US Eaaaast Cooooast. Mungkin pria muda ramah ini punya cita-cita terpendam jadi penyiar radio. Atau pengisi suara iklan. Kerja dimana kamu di Indonesia? Di xxxx. Apaan tuh? Bergerak di bidang xxxx. Satu holding dengan xxxx. (Saya menyebut sebuah perusahaan Amerika Serikat. Tapi sepertinya dia tetap tidak tahu). Bawa duit berapa? Segini. Kog kayak mau malak… Oke. ……….. (krik krik). Lalu dia men-cap paspor saya: NYC. Admitted. Saat saya melewati pintu koboi, dia berteriak ramah, “welcome to New York!” Satu jam kemudian (dengan pesawat wide body berpenumpang banyak dan masing-masing boleh membawa 2 koper, menunggu di conveyor belt jadi sangat lama) - saya masuk ke Air Train. Air Train adalah kereta yang looping ke 8 terminal JFK lalu menuju Howard Beach station atau Jamaica Station. Dari kedua stasiun ini kita berganti kereta untuk meneruskan perjalanan ke pusat kota. Di dalam Air Train yang melaju di ketinggian, pertama kalinya saya melihat siluet berwarna keabuan, kecil, memanjang, ‘bergerigi’. Manhattan skyline. That first glimpse. A few seconds. A beautiful prologue.
34 Comments
30/9/2017 18:56:23
Banyak pemohon Visa Amerika, ketakutan sebelum mengajukan, ada baiknya membaca artikel pengalaman dan pengetahuan, seputar Visa Amerika, seperti Artikel ini yang sangat bermanfaat bagi calon pemohon, untuk informasi lebih banyak sebagai pengetahuan, silahkan kunjungi juga blog UVC
Reply
Diana
28/4/2018 17:21:07
hallo kk....
Reply
Freddy Tedja
28/4/2018 17:28:33
Hi Diana,
Reply
Cindy
4/12/2019 09:24:06
Siang Pak Freddy,
Delli Rointan
28/6/2018 12:23:24
Hi kak..
Reply
Freddy Tedja
28/6/2018 13:18:52
Halo Delli, interviewer nya bisa bahasa Inggris dan Indonesia, dia justru akan menyesuaikan dengan applicant. Jadi tergantung kita nyamannya pake bahasa apa. Yang harus diperhatikan, jgn sampai kita maksa pake bahasa yg membuat komunikasi "gak nyambung".
Reply
Eka
20/2/2020 07:03:30
Hallo pak Freddy
Cindy
4/12/2019 09:16:25
Pak Harry, aku coba telepin dan email tapi kenapa tidak bisa ya? Trims
Reply
Husnul Chotimah
19/10/2021 10:29:41
Hi k..Sy pengen jln2 ke amerika pengen manjain diri tp sy pernah kerja di australia baru slesai kontraknya thn lalu blm maret krn pandemi tapi tabungan sy msh bnyak..apakah jd masalah kalau ada stempel di pasport sbg employee nanti dsangkanya mau kerja dsana..mohon arahan apakah sy jln2 dulu ke turkey misalnya atau negara lain
Reply
Lidya
6/3/2018 14:54:31
Saya baru pertama kali mau membuat Visa, jg belum pernah keluar Negri, langkah apa yg harus sy lakukan supaya Visa saya di Acc? ?
Reply
Lely
7/6/2018 22:25:54
Maaf mba Maryam, udh ditolak tp tiba2 diterima, gmn caranya, terimakasih
Reply
Lia
6/10/2019 23:43:26
Hi kak maryam
Reply
26/6/2018 11:23:17
Adik kandung saya citizen di Denver, Co, saya akan mengajukan visa untuk mengantar ibu saya yg sudah 2 kali ke US, saya bekerja di Malang , pertanyaannya : apakah diperlukan surat undangan dari adik saya yang citizen agar meyakinkan pihak kedutaan? Terima kasih responnya.
Reply
28/6/2018 13:13:22
Halo Pak Franky, jika memang bisa melampirkan invitation dari citizen, tidak ada salahnya. terimakasih.
Reply
Inarotul
28/12/2018 17:19:36
Kalo mau ke USA setelah menikah dengan orang kebangsaan USA di Indonesia, apakah pembuatan visa mudah?
Reply
16/5/2019 19:33:23
Saya mau bertanya, kalau mau wawancara nanti boleh pakai bahasa indonesia?
Reply
16/5/2019 19:47:41
Hi Dessy,
Reply
Yudi
29/7/2019 09:07:27
Pagi temen2. Mohon infonya, Est biaya Visa per org brp rupiah? Trims
Ferina
26/10/2019 20:31:52
Hai mas,mau tanya dong klo saya seorg ibu rumah tangga mau buat visa untuk jalan jalan kira2 apa saja yg di butuhkan yah dokumennya,dan apakah bnr paspor lama hrs di sertakan.terima kasih
Reply
Freddy Tedja
26/10/2019 20:53:19
Hai Bu Ferina, untuk persyaratan dan dokumen yang diperlukan silakan mengacu pada laman situs kedutaan Amerika Serikat mengenai visa ya biar lebih jelas (siapa tahu ada persyaratan terbaru). Namun saya bisa berkomentar lberdasarkan pengalaman pribadi dan juga kawan-kawan), sertakanlah dokumen pendukung yang membuktikan kita memiliki 'keterikatan erat' dengan Indonesia, yang membuat kita harus balik lagi ke Indonesia. Contoh dokumen keterikatan erat ini misalnya: sertifikat aset tidak bergerak, bukti kita punya keluarga di Indonesia ( jika kita berkeluarga, sertakan kartu keluarga yang membuktikan masa iya sih kita mau jasi imigran gelap ninggalin anak di Indonesia, misalnya), tiket pesawat pulang.
Reply
Meylin Esterida
30/11/2019 09:35:42
Terimakasih tulisannya sangat membantu :)
Reply
Freddy Tedja
30/11/2019 16:13:37
Halo Mbak Meylin,
Reply
Maggie Haskins
12/3/2022 14:17:38
Hallo🙏😇🥰 Freddy Tedja, aq mau tanya kenapa bisa turis aq tdk pernah prov yah..??? Aq sdh 4 kali ajukan tp gagal terus. Pihak kedutaan usa di jkt minta surat pernyataan bahwa aq akan kembali ke Indonesia, memiliki ikatan kuat di indonesia tapi aq tdk tahu cara buat surat memiliki ikatan kuat di indonesia and
Dea Nisha Anggraista
2/12/2019 10:38:42
Hello Mba Meylin,
Reply
Cindy
4/12/2019 09:12:57
Hallo Mba Meylin,
Reply
Yoan hermawan
13/3/2021 15:21:52
Hai kk... saya berniat ke usa untuk bekerja di usaha kakak ipar saya. Sebaiknya saya buat visa kerja atau visa turis yah? Sekedar info saya belum pernah keluar negeri. Dan apa harus ada simpanan 50 jt di bank? Mohon infonya. Thanks
Reply
Fred
13/3/2021 20:23:31
Hi Mbak Yoan,
Reply
Reva
20/8/2021 22:18:35
Hi kak,
Reply
Tantri
7/10/2021 15:23:13
1.Kak.. Klo gaji sya kecil (msh dibwh 10 jt) dids 160 isi yg sesuai payroll gaji ga? Tp saya pny usaha lain2 jg.
Reply
Thiti
20/11/2021 19:08:51
Hi there!
Reply
Fitri J R Siregar
24/3/2022 09:28:23
Senang baca artikelnya 😊
Reply
Leave a Reply. |
Archives
December 2018
Categories
All
all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
|