Dalam blog post mengenai Islandia, saya mendokumentasikan A to Z pengalaman di sana. Dan sekarang saya ingin mengingat kembali jerih payah – dan akhirnya berhasil – memburu Aurora, salah satu fenomena alam yang ingin saya alami sebelum mati. Aurora Borealis/Northern Light bisa dilihat di area yang dekat dengan kutub utara, sementara yang terlihat di area kutub selatan disebut Aurora Australis/Southern Light. Salah satu negara dengan probabilitas kemunculan Aurora Borealis yang tinggi adalah Islandia, itu pun hanya di musim dingin dengan sinar matahari yang minim, tapi harus cerah tanpa awan. Selain itu, masih ada solar magnetic activity cycle 11 tahunan yang juga berperan penting pada probabilitas tersebut. Dalam satu siklus biasanya terjadi dua kali puncak aktivitas, salah satunya tahun 2014. So there I was, in Iceland, in late winter, in 2014. It sounds perfect. Dan biasanya perfect plan ended badly. Saya bersyukur karena walaupun alam sempat menggoda dengan kekecewaan, tapi akhirnya dia berpihak pada saya. Ini adalah beberapa catatan yang tersimpan, karena ge'er berasa bakal banyak ditanya teman tentang pengalaman di bulan Maret 2014 tersebut: Itinerary.
Tidak sanggup rasanya kalau harus menghabiskan waktu lebih dari 3-4 hari di Islandia (tapi rugi juga kalau sudah pergi jauh lalu 3 hari kemudian pulang lagi ke Indonesia). Jadi sebaiknya ke Islandia adalah bagian kecil dari jalan-jalan ke negara Eropa lain. Kenapa begitu? Karena ongkos makan disana mahal gila. Makanan termurah adalah sandwich dingin minimarket yang isiannya selembar selada, selembar keju, selembar salami, dan seember air mata menangisi harganya yang IDR 170.000. One decent meal (sepiring pasta) di restoran sekitar IDR 400.000. Bawalah indomie sebanyak-banyaknya kalau mau lama di Islandia. Dan jangan lupa bawa botol minum. Air ledeng Islandia sangat murni, segar, dingin alami. It’s kinda like free flow Evian, or any other premium brand bottled water. Seriously. Managing expectation. Jangan pergi dengan tujuan hanya untuk melihat aurora, tapi tujuan kita harus untuk MENIKMATI KESELURUHAN Islandia. Aurora itu cuma bonus. Supaya tidak kecewa kalau dia enggan nongol. Itulah sebabnya semua tour company menyebutnya… Aurora HUNTING. Bukan aurora SEEING. Yang namanya berburu bisa dapat bisa juga pulang dengan tangan hampa. Manusia punya rencana, alam berkuasa. Sebaik apapun rencana kita - menggunakan ilmu statistik untuk memperoleh probabilitas tertinggi - tetap saja tidak ada jaminan. Which tour company we have to choose? Jangan kuatir, semua tour company disini harganya mirip-mirip, reliable, dan punya terms & conditions yang adil buat konsumen. Jika pada hari yang kita book, dipastikan aurora tidak akan muncul (tour company menggunakan peralatan canggih bukan hanya memprediksi hujan, tapi juga pergerakan awan, aktivitas solar matahari, medan magnetik bumi, dan sebagainya) mereka berhak membatalkan perburuan aurora malam itu, dan kita bisa ikut kembali keesokan harinya tanpa biaya. Jika keesokan harinya kita sempat berburu tapi tetap tidak memperoleh hasil, masih ada dua kali kesempatan lagi, tetap tanpa biaya. What kind of transportation to consider? Ada tiga kelompok jenis kendaraan yang digunakan tour operator: bis, big van, atau four wheel drive. Yang pertama paling murah tapi kurang gesit. Yang terakhir paling mahal, dipromosikan dapat menembus segala medan, menjelajah gunung atau melewati sungai kalau peril. Apakah naik four wheel drive jadi jaminan melihat aurora? Tidak juga. Karena kalau beruntung, aurora dengan intensitas kuat bisa saja sampai terlihat di tengah kota (walaupun banyak polusi cahaya) dan kita nikmati dengan gratis. Saya sendiri pilih yang kedua, naik big van. Harga tengah-tengah, satu kendaraan hanya 9 orang mirip dengan cititrans, tapi masih sanggup ngebut walaupun tidak bisa shortcut ke sungai. Dibandingkan dengan pemilihan tour company atau jenis kendaraan, sebenarnya yang lebih penting adalah…. ….. The right day to go (which is "today"). Bookinglah tour untuk hari pertama kita tiba di Islandia (aurora hunting selalu dimulai sekitar jam 10 malam), sehingga kita masih punya waktu besok, dan besoknya, dan besoknya lagi, untuk dapat kembali ikut ‘berburu’ jika pada hari sebelumnya tidak beruntung. Cuma kalau sampai hari terakhir tetap belum kejadian, ya nasib. How cold is too cold? Cuaca Islandia tidak bisa diprediksi. Bisa hujan salju dengan temperatur +17C. Bisa juga cerah tanpa angin tapi temperaturnya drop sampai -10C. Dan kita tidak pernah tahu apakah akan berdiri tengah malam memandang langit 30 menit atau 3 jam. Be prepared. Kenakanlah semua pakaian hangat dengan lapisan wind-proof (bisa juga beli di Islandia. Mahal, tapi kualitas Icelandic wool-nya juara. Mungkin secara genetis domba-domba disana memang menghasilkan wool terbaik untuk menghangatkan tubuh). Tinggalkan sweater rajut tetap di Indonesia. Gak kepake. Dinginnya bakal tembus. Dokumentasi. Motret aurora borealis itu gampang-gampang susah. Gampang kalau kita punya kamera canggih dan tripod (tripod ini wajib hukumnya). Susahnya adalah kalau tiba-tiba kamera ngadat karena kedinginan. Persiapkan setting kamera dan tripod dengan baik. Ada banyak informasi yang bisa didapat di internet mengenai tips memotret Aurora. Tapi please, jangan sampai akhirnya kita hanya sibuk dengan kamera…. Enjoy it with your own eyes! Cukuplah beberapa foto. Lalu menjauhlah dari kerumunan dan nikmati apa yang ada di pandangan dengan mata kepala sendiri, jangan dihalangi kamera. Cecaplah detik demi detik yang ada ketika sang aurora muncul. Karena dia dapat menghilang dalam sekejap. Yang tersisa adalah memori yang melekat.
3 Comments
F
23/12/2016 19:33:55
Kadang cuma sekelebatan, kadang cuma beberapa menit, tapi on very rare occation bisa juga berjam jam. Cenah.
Reply
16/7/2023 20:39:01
Lovely blog thanks for taking the time to share this
Reply
Leave a Reply. |
Archives
December 2018
Categories
All
all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
|