Di London, salah satu tempat yang harus dikunjungi atau - minimal - harus dilewati adalah Buckingham Palace, kediaman resmi Raja/Ratu Inggris. Tapi jangan lupakan Kensington Palace yang saat ini adalah kediaman resmi William & Kate (dan juga Harry), dan dulu adalah rumah Putri Diana & Putri Margaret adik Ratu Elizabeth. Kensington Palace memiliki banyak kelebihan dibanding Buckingham Palace, IMHO.
1 Comment
Setiap tiba di tempat baru yang sama sekali asing - belum pernah didatangi sebelumnya - saya akan berdiri di suatu tempat untuk istirahat sebentar. Biasanya di sebuah sudut sepi di sekitar pintu keluar bandara, atau di area persambungan antara bandara dengan sistem transportasi publik yang ada, misalnya stasiun kereta. Setelah sekitar 30 menit sejak keluar dari pintu pesawat (untuk mengantri di imigrasi, menunggu koper, kencing, setting telepon genggam) itulah moment ‘I’m arrived, I’m finally here’. Memandang 360 derajat sekeliling, membuka google map atau catatan apa dan dan bagaimana rute yang harus saya jalani untuk sampai ke penginapan - karena kesasar di hari pertama sambil menggeret koper sangat tidak menyenangkan jadi sebisa mungkin jangan sampai kejadian - dan mengambil foto pertama di tempat saya berada. Dan biasanya beberapa jam sebelum pulang ke Indonesia, saya akan berada di spot yang sama lagi (di pintu masuk bandara, atau di stasiun kereta). Dan saya akan mengambil foto dengan sudut yang sama, foto terakhir sebelum pulang. Dua foto dengan sudut pandang yang sama, diambil oleh orang yang sama, tapi sebenarnya berbeda. Foto pertama diambil oleh seseorang yang ‘never been there’, foto kedua diambil oleh orang yang ‘I’ve been there’. Berat koper mungkin masih sama.
Jumper dan sweat pants yang dipakai tidak berbeda warna. Karena saya tidak suka belanja. Tetapi pengalaman sudah berlipat kali bertambah kaya. Di tengah hawa dingin dan deru angin, bulu tebal di kepala dan ekor kuda Islandia berkibar indah. Kuda Islandia adalah purebred (pemerintah melarang kuda impor masuk ke Islandia). Kuda-kuda tersebut (entah untuk apa fungsinya), dibiarkan berkeliaran di alam bebas di sekitar pertanian. Cuma dipagari kawat tipis yang pasti dengan mudah dihancurkan oleh kekuatan mereka. Bahkan ada yang sama sekali tidak diberi pembatas. Tapi mereka tetap tertib hanya berkeliaran di ‘daerah kekuasaan’nya saja. Kalau mobil atau bis turis berhenti, mereka akan tenang mendekat dengan sinar mata yang ramah dan membiarkan kita membelainya. They're the most beautiful horses I've ever seen. Entah malamnya atau keesokan harinya atau beberapa hari kemudian - sudah lupa - saya jalan-jalan di kawasan residensial Rekyjavik. Di teras sebuah rumah tanpa pagar, seekor kucing duduk tenang memperhatikan orang lalu lalang. Bersih, berbadan gemuk terlihat well fed, bulunya sehat, dengan ekspresi tipikal ‘I-don’t-give-a-damn-about-you-but-don’t-annoy-me’.
Mungkin buat penduduk lokal kucing tersebut tidak ada anehnya - karena katanya bahkan kucing liar pun kalau di negara-negara barat memang gemuk-gemuk - tapi saya jongkok cukup lama hanya untuk memperhatikan dan mengambil foto kucing ganteng atau cantik ini (tidak ketahuan karena posisi duduknya sangat sopan). Tallinn, ibu kota Estonia adalah kota pelabuhan di teluk Balkan. Tidak terlalu besar, dari bandara ke pusat kota dicapai dengan naik bis sekitar 30 menit tanpa macet. Dari Tallliin kita juga bisa mengunjungi Helsinki – ibu kota Finlandia – cukup dengan 1 jam perjalanan naik ferry. Saking dekatnya, banyak penduduk Tallinn yang komuting setiap hari ke Helsinki. Pada rush hours kapal ferry dipenuhi para pekerja (baik white collars maupun blue collars).
|
Archives
December 2018
Categories
All
all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
|