Kamar tidur adalah salah satu elemen penting ketika jalan-jalan. Karena kalau tidak perlu keluar malam, saya berusaha jam 21.00 sudah meringkuk hangat di ranjang sambil baca travel book, browsing ipad, dan merencanakan aktivitas esok hari. Dan mengembalikan energi yang terkuras hari itu.
Jadi sebisa mungkin kamar tidur harus nyaman. Tidak berarti harus di hotel mewah berbintang terang, tapi – walaupun belum mencoba – rasanya saya pun tidak bakal nyaman tidur di hostel. Yang paling utama bakal jadi masalah adalah kamar mandi komunalnya, karena saya kalau BAB harus lama dan merenung. Not a true backpacker nor one looking for costly luxuries. Jadinya saya biasa tidur di hotel yang gak murah-murah amat gak mahal-mahal amat, dan dua tahun terakhir saya sering tidur di airbnb facilities. Setidaknya bisa menunggu host saya pergi kerja baru saya BAB tanpa terganggu. Ini adalah beberapa kamar tidur yang memorable waktu saya jalan-jalan:
0 Comments
Mungkinkah kita sebegitu bencinya terhadap seseorang atau kehidupan yang ada, sampai kita melarikan diri sejauh 13.000 kilometer untuk memulai lembar baru hidup kita? Jangan sampai sih. Tapi saya pernah bertemu dengan orang yang mengalaminya.
I like the word 'penyintas', it means survivor.
What is the definition of survivor? For me, survivors are persons or things that endure the challenges to tell a tale of their stories, and spread the message of peace. Here are the stories of two survivors: Empire State Building, One WTC, a very teeny tiny Statue of Liberty and the rest of Manhattan skyline, as seen from Rockefeller Center observatory deck.
|
Archives
December 2018
Categories
All
all photographs &/ videos taken by myself unless otherwise stated.
|